Bu, di dalam kotak bekal yang kau titipkan
Aku melihat wajah ayumu
Menari di pelupuk mata
Maka, meluaplah embun itu di mataku
Bersama gerimis, dan mendung di penghujung hari
Dan ibu, aku merengkuh rindu
Kepada sewindu lebih yang telah lalu
Di rahimmu, aku merajut tangis
Menyusu luka menjadi cinta yang utuh
Barangkali ibu masih mengingat sakit di bibir pantai
Yang ku seduh lewat sebait sajak dalam ombak
Dan ku cicipi lewat puisi tentang hujan di musim semi
Maka pada pagi hari ini
Bersama secangkir kopi
Aku tinggalkan sepotong sajak tentang rindu
untuk sarapan pagimu
Seperti aksara cinta yang kau selipkan dalam kotak bekal itu
Aku melihat wajah ayumu
Menari di pelupuk mata
Maka, meluaplah embun itu di mataku
Bersama gerimis, dan mendung di penghujung hari
Dan ibu, aku merengkuh rindu
Kepada sewindu lebih yang telah lalu
Di rahimmu, aku merajut tangis
Menyusu luka menjadi cinta yang utuh
Barangkali ibu masih mengingat sakit di bibir pantai
Yang ku seduh lewat sebait sajak dalam ombak
Dan ku cicipi lewat puisi tentang hujan di musim semi
Maka pada pagi hari ini
Bersama secangkir kopi
Aku tinggalkan sepotong sajak tentang rindu
untuk sarapan pagimu
Seperti aksara cinta yang kau selipkan dalam kotak bekal itu
No comments:
Post a Comment